Konsultasi Keluarga Muslim

berbagi suka...duka...luka...kecewa

Tuesday, March 13, 2007

Assalamualaikum Wr.Wb.

Saya seorang perempuan berusia 31 tahun, karyawati di salah satu perusahaan swasta.Saya mempunyai seorang kakak laki-laki kandung katakanlah si A dan seorang saudara sepupu laki-laki katakanlah si B.

Sewaktu kecil (kira-kira berusia 6 tahun, si A kira-kira 13 tahun dan si B kira-kira 12 tahun), kami sering main bersama. Pada suatu hari, seperti biasa si A mengajak saya untuk berbuat yang tidak layak kami lakukan begitu juga dengan si B. Saya tidak mengerti, namun keluguan seorang bocah, saya turuti ajakannya dan kejadian itu berulangkali terjadi.

Ketika berusia 13 tahun saya baru paham dengan apa yang pernah saya lakukan bersama si A dan si B.Astagfirullah, betapa menyesal dan berdosanya saya. Melalui sinar matanya dan tingkah lakunya, saya yakin, si A dan si B juga sangat menyesal dengan apa yang telah mereka lakukan.

Sejak itu saya jadi merasa pesimis, sensitif dan minder terutama di depan lawan jenis. Namun saya tetap berusah menampakkan wajah ceria di depan orang lain walaupun hati saya pedih rasanya.

Tetapi setelah itu saya berbalik, saya merasa untuk apa mempertahankan diri ini yang memang telah ternoda, saya mulai pacaran dan yang lebih ironisnya saya membiarkan saja setiap pacar saya menyentuh tubuh saya bahkan lebih dari itu kami sering melakukan hubungan seperti layaknya suami istri walaupun alat kelaminnya tidak sampai masuk.

Saya tidak ingin seperti itu lagi, maka mulai tahun 2007 ini saya bertekad untuk memperbaiki diri, sulit rasanya tapi saya selalu berusaha. Sering muncul dipikiran bahwa hidup ini terasa tidak adil. Sayapun sering merasa iri dengan muslimah yang berjilbab, mereka bisa bangga dengan kesucian yang murni. Bagi saya berjilbab serasa menutupi sebuah aib. Saya ingin merahasiakan ini seumur hidup, terutama pada orang tua. Pertanyaaan saya :
1. Apa yang harus saya lakukan untuk memperkuat tekad saya untuk memperbaiki diri ?
2. Apakah boleh saya merahasiakan hal ini kepada kedua orang tua ?
3. Bagaimana dengan calon suami saya kelak, haruskah diberitahu ?
4. Apakah keperawanan penting dalam sebuah pernikahan ?


Candra Kirana
kirana30@...........

Jawaban Pengasuh

Wassalamualaikum wr wb.,

Mba Candra,
Semoga Allah senantiasa membimbing mba,
Kejadian di masa kecil baik yang dilakukan secara disengaja atau tidak disengaja, bukanlah dosa, karena masa kecil (sebelum baligh) adalah kondisi dimana setiap orang dalam keadaan fitrah jadi semua perbuatan tidak akan Allah perhitungkan di yaumilakhir kelak.

Mba seharusnya tidak boleh merasa bersalah dan pesimis, yakinlah jika mba berniat baik untuk berada di jalan yang benar, maka Allah akan menolong dan membimbing mba, yakinilah itu semua....

Meratapi nasib dan membiarkan diri hanyut serta membinasakan diri hanya akan menumpuk dosa dan menumpuk perasaan yang sangat bersalah. Biarlah yang sudah terjadi terjadilah, mulailah sekarang untuk menata kembal;i kehidupan mba dengan jalan yang benar, yang Allah restui. Hentikan dan cegahlah semua sikap dan perilaku dan hal-hal yang dapat membawa diri terseret dalam kehinaan.


Yang sebaiknya mba lakukan :

Bulatkan tekad, mulailah untuk mendekatkatkan diri padaNya dengan cara melakukan ibadah ritual, rajinlah untuk sholat malam sampaikanlah semua keluh kesahmu padaNya. Mulailah bergaul dengan orang-oarnag yang sekiranya dapat mendekatkan diri mba denganNya, orang-orang yang senantiasa dapat memotivasi diri dan mengingatkan kita ketika kita salah.


Biarlah yang sudah berlalu, berlalulah, lupakanlah. Memberitahukan orang tua hanya akan membuat mereka bersedih dan akan memupuk dendam, kebencian, dan penyesalan terhadap terhadap kakak dan sepupu mba, apalagi jika kejadian tersebut berlangsung ketika kalian masih sama-sama kecil dan kedua kakak mba pun menyesalinya. Anggap saja semua itu kecelakaan. Yang harus diperhatikan sekarang agar lkejadian serupa tidak terjadi pada anak-anak kita, cobalah untuk mengevaluasi mengapa kejadian tersebut bisa terjadi? Mungkinkan karena keterbatasan pengetahuan atau kurangnya pendidikan dan perhatian dari orang tua kita? Jadilah sebagai cermin untuk kehidupan mendatang.


Memberitahukan calon suami, sebaiknya tidak detail. Mba tidak perlu menceritakan kejadian masa kecil mba, karena sama saja akan memupuk dendam dan kebencian, tapi ceritakanlah keadaan mba apa adanya, kalau mba bukan lagi wanita yang sempurna tetapi mba hanya wanita yang telah menyesali semua perbuatan yang sudah dilakukan dan sedang bertekad untuk menjadi wanita sholehah.


Virginitas (keperawanan) bukanlah hal yang penting dalam sebuah pernikahan, tapi keperawanan (kesucian) hati dan ruhani kita yang jauh lebih penting dari apapun. Pernikahan dibangun atas dasar tekad untuk sama-sama menjalankan titah perintahNya, yakni membangun pondasi agama, menggapai ridhoNya, menyatukan kedua potensi agar bersinergi membangun dan menegakkan aturanNya..

Ingatlah Mba, tidak ada manusia yang sempurna...,semua orang sempat dan pernah berbuat salah. Manusia yang mulia adalah manusia yang selalu bertekad dan berusaha menjaga kebersihan ruhaninya. Sebagaimana Allah berfirman bahwa manusia yang mulia adalah manusia yang paling taqwa.

Semoga dapat mencerahkan
Pengasuh

Keterbukaan Dalam Berrumah Tangga

Assalamualaikum wr wb,
Mas Indera,

Apa yang sedang Mas lakukan dengan memiliki WIL (Wanita Idaman Lain) adalah salah dan berdosa, sebaiknya Mas cepat menyadarinya dan bertobat walaupun isteri Mas nampak tidak sakit hati, tetapi mas telah berkhianat padaNya, pada isteri, pada komitmen yang sudah dibuat, pada suami WIL dan juga pada diri Mas sendiri.

Baiklah jawaban dari pertanyaan Mas Indera :

  1. Isteri Mas, tidak memiliki kelainan (abnormal), namun perlu kiranya Mas tanyakan padanya mengapa sikapnya demikian, tidak seperti kebanyakan wanita lain. Perhatikanlah semua alasannya atau kalau perlu suruhlah ia bercerita tentang masa kecilnya, kehidupan keluarganya dan kenangan buruk di masa lalu. Jika ada cerita yang tidak biasa coba konsultasikanlah pada psikolog. Psikolog akan mendiagnosisnya.
  2. Dalam berumah tangga kita harus terbuka terhadap pasangan kita, namun untuk hal aib diri yang sekiranya akan membuat isteri marah dan tersinggung maka menyembunyikannya dan berusaha memperbaikinya bahkan akan bernilai ibadah dihadapanNya, namun tentunya dengan bersegera menghindari dan keluar dari kekeliruan/kesalahan yang dilakukan (bertaubat)
  3. Prinsip yang Mas pegang perlu diluruskan, terbuka dalam menyampaikan perasaan Mas pada wanita lain sebenarnya akan menyakiti hati isteri manapun termasuk isteri Mas sendiri.
  4. Cemburu adalah salah satu tandanya cinta, namun isteri yang tidak cemburu bukan berarti ia tidak mencintai, berbagai kemungkinan yang bisa terjadi pada isteri Mas, bisa saja isteri Mas mencoba menyembunyikan perasaan yang sebenarnya agar terlihat tegar atau agar ingin memberikan rasa nyaman pada suami (padahal ia sangat menderita), namun untuk mengetahui apa yang sebenarnya isteri Mas pikirkan dan rasakan coba bicaralah dengannya, tanyakan pandangannya tentang kesetiaan, keterbukaan, cinta, cemburu dan banyak hal, sehingga kita bisa mengetahui bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Sikap Mas, berilah ia keleluasaan untuk bercerita terus terang, apa adanya pada Mas, hormatilah setiap ungkapan-ungkapannya.
  5. Cobalah untuk saling mengungkap semua pandangan Mas dan isteri mengenai banyak hal, dan selaraskanlah semua harapan dan pandangan Mas dan isteri dengan tuntutan Rasulullah, sepakatilah bersama untuk berkomitmen dengan aturan Allah dan sunnah Rasulullah agar keluarga mas menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

    Semoga menjadi solusi
    Wassalam

    Pengasuh

Sunday, February 11, 2007

Istri berjilbab , tergiur pekerjaan yang membuka jilbab

Masalah ini sebetulnya sangat kompleks, namun saya singkatkan saja.
Saya adalah seorang pria yang bekerja di salah salah satu institusi negara dalam bidang penegakan hukum, saya seorang moslim yang taat beragama, oleh karena itu saya memilih dulu calon istri yang dapat dibawa untuk dunia dan akherat, walaupun ada beberapa calon yang ada termasuk jodoh yg diberikan ortu ke saya, tapi saya tetap memilih istri saya yg sekarang.

Kami nikah tidak mendapat restru dari orang tua saya, mertua sih oke-2 saja krn waktu saya umur 25 saya begitu gagah dengan pangkat dan mempunyai jabatan yang strategis di institusi saya. Namun dengan berjalannya waktu akhirnya kami mendapatkan seorang putri yang cantik sejalan itu pula ortu saya sudah mengiklaskan saya beristri saya ini, Alhamdulullah.

Pada tahun-2 pertama banyak sekali yang harus kami sesuaikan dengan latarbelakang kebiasaan dan atas pekerjaaan saya ini, tapi dikit demi dikit istri saya mulai memaklumi kondisi pekerjaan saya. Dulu beberapa masalah dapat kami selesai dengan baik, namun saat ini persoalan ini lain dari yang sebelumnya walaupun menurut saya ini hal mudah,. Memang kondisi saya dan istri tidak sama, dulu saya oleh ibu dibiasakan hidup dengan sederhana karena ayah adalah seorang tentara, sehingga saya sangat mampu untuk dapat bertahan dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan ini.

Sudah 2 tahun ini istri saya tidak jelas pekerjaan dan penghasilannya , semenjak, keluar dari perusahaan yang membesarkan nya hingga menjabat districk manager tiba-tiba hilang dan ekonomi berubah menjadi pas-pasan. Dulu ketika istri saya masih menjabat kita dapat memenuhi kebutuhan dibilang berlebih, tapi saat sekarang cuma gaji saya sebagai pegawai negeri yang menjadi handalannya.Terus terang saya tidak mau berbuat seperti-2 teman-2 saya kebanyakan, bagi saya gaji adalah sudah cukup untuk memberi nafkah kepada anak-istri saya, saya tidak menginginkan istri saya makan dari uang-2 yang tidak halal, massya Allah naudzubilah mindzaalik.

Tahun pertama istri menganggur tidak ada perubahan sikap-2 yang dapat menghacurkan iman. namun saat ini setelah berjalan 3 tahun istri saya semakin depresi dan sekarang berencana melepas Jilbabnya untuk suatu pekerjaan yang sedikit menggiurkan . Nasehat hingga pemaksaan kepada istri saya , saya lakukan tapi berakhir dengan keributan hingga ucapan "talak " keluar.Akhir dari semua ini saya sangat menyesal karena bagaimanapun juga yang menjadi korban adalah anak saya, tapi istri saya sudah seperti itu "tidak dapat dikendalikan " dan sepertinya saya sudah tidak sanggup.Mungkin ada solusi dari blogger ini, saya mohon bantuan pendapat atau nasehat. Demikian untuk menjadi maklum dan terimakasih.

Ary


Jawaban Pengasuh


Assalamualikum Wr Wb,
Mas Ary yang budiman,

Semoga Allah memberi kesabaran dan ketawekalan atas kejadian yang menimpa keluarga Mas Ary, apa-apa yng sudah Mas Ary pertahankan dan lakukan selama ini baik di keluarga maupun yang berhubungan dengan pekerjaan merupakan jihad Mas ary kehadapan Allah.

Kejadian yang menimpa keluarga mas adalah cobaan dari Allah untuk menguji hambanya apakah ia masih istiqomah dengan sikapnya atau tidak, dan ternyata isteri Mas tidak cukup kuat untuk bisa menjalani cobaan tersebut. Yang Mas sudah lakukan sebagai suami untuk mencegah isteri membuka jilbabnya sudah benar, hanya saja mungkin isteri Mas belum faham benar tentang kewajiban untuk berjilbab dan hakikat berrumah tangga.

Berrumah tangga itu bukan hanya untuk kepentingan-kepentingan duniawi saja jauh lebih penting dari itu semua adalah membangun ruhani agar menjangkau keridhoan Allah, melahirkan generasi yang mampu menopang/ memperkuat perjuangan dalam mendhohirkan keridhoan Allah.

Kekurangan harta, bukan hal besar yang harus kita kuatirkan tapi manakala kita kehilangan Iman, apa yang hendak kita bawa saat kita meninggal ? bukan harta yang kita kumpulkan tetapi ternyata keimanan, anak sholeh, amal sholeh kita.
Yang perlu Mas ary lakukan sekarang adalah :
1. Jangan pernah bosan untuk terus mengingatkan isteri akan kekeliruannya walaupun respon yang diterima negatif, jangan terpancing emosi untuk melakukan tindakan, ucapan yang tidak seharusnya.
2. Karena Mas Ary sudah terlanjur mengatakan ’talaq’ dan kemudian menyesal telah mengucapkannya, minta maaflah sama isteri dan tarik kembali ucapan ’talaq’ tersebut. Sebelumnya tanyakanlah lebih dahulu sama isteri apakah ia masih mau membangun rumah tangga dengan Mas Ary? Apakah ia masih mau menjadi isteri Mas?
3. Jika Mas sudah rujuk kembali, dan isteri masih mau membangun rumah tangga dengan Mas Ary, cobalah untuk membuat komitmen, membuat kesepakatan-kesepakatan termasuk salah satunya tentang pekerjaan isteri.
4. Jika isteri tidak mau lagi untuk membangun rumah tangga dengan Mas Ary, berilah ia kesempatan untuk berpikir atas kekeliruannya, dan jika ia msih sama dengan keputusannya untuk tetap tidak mau rujuk kembali, ya apa boleh buat relakanlah. Semua keputusan yang Mas ambil akan selalu ada resikonya. Sekarang anggaplah Mas Ary terus bertahan membangun rumah tangga dengan isteri yang tidak ’taat’ pada suami, ini akan menjadi bumerang buat Mas di satu sisi nurani Mas akan selalu berontak untuk menentang keputusan isteri, di sisi lain Mas harus menjaga ketentraman rumah tangga demi anak, padahal sebenarnya semua itu bukan contoh yang baik untuk perkembangan mental dan pendidikan anak. Justeru dengan Mas bersikap istiqomah dengan keyakinan Mas, hal ini akan memberikan pendidikan dan teladan yang baik untuk anak, ia akan belajar benar-salah dari perilaku kedua orang tuanya. Selanjutnya jika sekali saja isteri tidak taat pada suami dan berani melanggar kewajibannya untuk menutup aurat, apa ada jaminan selanjutnya sang isteri tidak melakukan kesalahan dan pelanggaran lagi?.

Semoga bermanfaat dan bisa menjadi solusi
Wassalam

Monday, January 29, 2007

Tinggal bersama keluarga lain

Yth Pengasuh.
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kekhadirat Allah Swt semoga senantiasa memberikan kesehatan kepada kita semua. amin...

Selanjut nya saya ingin menceritakan tentang masalah keluarga saya.
sudah satu tahun lima bulan saya berkeluarga, dan tinggal bersama ibu saya yang sudah janda. dan dirumah itupun sudah ada kakak dan adik saya yang sudah berkeluarga pula. hanya satu adik saya yang masih bujangan.

Sekarang saya sudah punya satu anak perempuan yang lahir pada tanggal 27 juli 2006 lalu. namun permasalahan nya baru muncul setelah ibu saya sakit dan saya menangis karena merasa sedih melihat keadaan beliau. namun lain dengan istri saya, ia merasa cemburu karena saya memperhatikan ibu saya yang sangat saya hormati.

Kakak saya adalah seorang penjaga matrial tidak jauh dengan rumah, tiap sore dia pulang untuk mandi dan makan. namun sayang nya pas magrib dia selalu setel radio nya, memang suara nya tidak terlalu keras, tapi cukup mengganggu yang lagi sembahyang dan mengganggu anak bayi saya yang sedang ngantuk. pernah saya tegur, tapi besok nya kumat lagi hingga membuat saya bosan.

Suatu hari saya bertengkar dengan istri saya karena hal tersebut, hingga sangat membuat saya emosi. yang membuat saya lebih marah lagi, istri saya berkata "Siapa yang ayah pilih, bunda atau Ibu ( Orang tua saya )". Itulah yang membuat saya bingung, saya sangat sayang dengan ibu saya melebihi dari istri saya. dan kenapa istri saya tidak bisa menghargai keluarga saya..??
mudah - mudahan pengasuh bia mengerti maksud saya. atas bantuan dan saran nya saya ucapkan terima kasih.

Wassalam.
Atam, Tamun Atam
Jawaban Pengasuh
Wassalamualaikum wr. Wb,

Pak Atam yang budiman,


Apa yang menimpa keluarga Bapak, biasa terjadi dalam berinteraksi di keluarga. Sebenarnya hal ini merupakan masalah yang kecil tetapi akan menjadi masalah besar jika tidak segera diantisipasi dan diselesaikan.
Saran kami :

  1. Coba bicarakan dengan isteri, kalau Pak Atam sangat mencintai isteri dan sampaikan bahwa sebagai anak pak Atam yang berbakti, harus menyayangi orang tua apalagi mereka sudah ujur. Katakan padanya didalam QS. Al Israa : 23 dikatakan
    ”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”
    katakan padanya kecintaan dan perhatian Pak Atam pada sang Ibu tidak akan merngurangi rasa cinta Bapak terhadap isteri (dengan pernyataan demikian isteri Pak Atam insyaAllah akan tenang)
  2. Katakan juga pada isteri Pak Atam, ”apa sang isteri tidak bangga memiliki suami yang berbakti pada orang tua?”, ”apa ia tidak ingin jika tua kelak anak-anak Pak Atam memperlakukan kita (Ibu-Bapaknya) dengan sangat baik ?melebihi perlakuan Pak Atam terhadap ibu?”
  3. Tindakan kakak Pak Atam, tidak bisa disalahkan begitu saja, ia pun merasa berhak untuk melakukan sesuatu yang ia sukai di rumah orang tuanya, hanya memang sikap toleran dengan kepentingan orang lain jauh lebih baik dan seharusnya dimiliki oleh kakak Pak Atam.
  4. Sebaiknya Pak Atam tidak tinggal satu rumah dengan keluarga lain (keluarga kakak atau adik), menyewalah sebuah rumah agar keluarga Pak Atam dengan isteri bisa berdaulah di rumah sendiri, menegakkan aturan yang dibuat sendiri, hal ini sangat penting bagi keberlangsungan pendidikan anak dan keluarga. Jika Pak Atam ingin mengurus Ibu, ajaklah Ibu untuk tinggal bersama-sama keluarga pak Atam, tentunya sebelumnya dibicarakan dengan isteri.
    Jika tidak memungkinkan untuk pindah dan menyewa rumah sendiri, sampai kapanpun kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perilaku kakak/adik Pak Atam akan selalu terjadi, Pak Atam harus bisa menerima dan tak bosan-bosan untuk mengingatkan anggota keluarga lainnya untuk saling bertoleran satu sama lain.

semoga bisa menjadi solusi

Pengasuh

aktifitas Suami

Saya adalah seorang wanita yang telah ditinggal meninggal suami selama 10 tahun
Menginjak tahun ke 8 saya berkenalan dengan seorang pria yang usianya lebih mudah 6 tahun sedangkan usia saya pada waktu berkenalan saat itu 38 tahun dan pada saat itu pria tersebut sedang ada masalah dengan keluarganya karena telah kurang lebih 1 tahun pisah rumah dan diakhir dengan perceraian.

Setelah berhubungan selama kurang lebih 3 tahun akhirnya kami memutuskan untuk menikah walau tanpa sepengetahuan pihak keluarga suami karena masalah sesuatu hal dan tidak ingin membuat shok orang tuanya setelah perceraiannya serta kami masih merahasiakan status kami di tempat kerja kami, oh iya kami berdua dalam satu kantor tetapi beda dinas dan sampai sekarang pihak keluarga suami belum mengetahui. Tapi setelah menikah ada perbedaan yang mungkin saya sendiri bisa memahami tetapi suami saya itu orangnya sangat keras kepala sehingga kalau saya mengeluarkan kata-kata saya dianggap telah melawan atau menjadai istri yang tidak patuh dengan suami. Yang menjadi permasalahan saya pada saat ini adalah :

Setelah kami menikah suami saya meneruskan kuliahnya kembali keperguruan tinggi negeri karena pada saat itu baru menyelesaikan DIII dan ingin mengambil S1 tetapi suami jarang pulang kerumah karena ingin belajar di rumah temanya atau menyelesaikan tugas-tugas kuliah saya memakluminya.

Sering pulang kerumah orang tuanya, saya mengerti karena memang seorang anak itu harus berbakti terhadap orang tuanya tetapi apa salah kalau saya menuntut pertanyaan kenapa sering menginap kerumah orang tuanya sedangkan kalau orang sudah menikah itu tidak harus selalu menginap tetapi cukup kita memperhatikan
Selalu mengungkit masa lalu saya, sedangkan saya ini orang baik-baik tidak pernah menyeleweng dari kodratku sebagai istri

Saya ingin mempertahankan perkawinan ini tapi bagaimana dan apa yang harus saya lakukan ?
Terima kasih
Wassalam
Diah Sabariah DiahS@..........

Jawaban Pengasuh
Assalamualikum wr wb,


Mbak Diah yang baik,


Apa yang Mba Diah alami sangat disesalkan karena sikap untuk tidak ingin pernikahan mba Diah diketahui orang tua/ keluarga juga teman-teman dengan batas waktu yang tidak ditentukan akan membuat Mbak Diah agak sulit untuk mengatasi masalah, saran kami :

  1. Sebaiknya bicaralah dengan suami, tanyakan apakah ia masih mencintai dan menginginkan untuk berrumah tangga, tanyakan juga bagaimana komitmennya dengan pernikahan yang sudah dijalankan, apakah masih tetap untuk bertahan dengan situasi seperti ini ? menyembunyikan pernikahan)?. ( (membiacarkannya pilihlah moment yang tepat, sampaikan dengan hati-hati, dan yakinkan padanya kalau Mba Diah siap mendengarkan apapun yang disampaikan suami)
  2. Kalau suami Mba Diah masih berkomitmen dengan pernikahan, tanyakan padanya sampai kapan pernikahan ini akan dirahasiakan, sebaiknya buatlah program untuk mulai mengarah ke arah sosialisasi dengan keluarga dan teman-teman di kantor/rumah.
  3. Tanyakan juga padanya apa rencana selanjutnya?
    Bicarakan harapan-harapan Mba Diah pada suami tanyakanlah harapan-harapannya terhadap pernikahan dan terhadap Mba Diah sendiri

Semoga dapat menjadi solusi
Pengasuh

Wednesday, November 29, 2006

Suami masih mencintai mantannya

Assalamualaikum,Wr Wb

Saya wanita 25 th, saya sudah menikah selama 1 tahun dan saat ini sudah dikaruniai seorang putri berusia 1 bulan.
Saya bingung dengan kondisi pernikahan saya, apakah akan diteruskan atau diakhiri.

Saat usia pernikahan saya baru 4 bulan secara tidak sengaja saya membaca tulisan suami saya di laptopnya, disana dia menulis kalau dia masih mencintai mantan pacarnya dan masih terus terbayang dan teringat terus dengan mantannya itu. Dia juga menyesal sudah menikah dengan saya.

Jujur saat itu hati saya hancur, sedih,kecewa dan sakit hati. Saya merasa dibohongi dan dibodohi, kenapa dia menikahi saya kalau dia mencintai wanita lain. Sungguh ini tidak adil buat saya, saya sempat down dan tidak tahu harus berbut apa? saya pernah minta cerai tapi suami saya menolaknya, karena dia tidak ingin mengecewakan keluarga besar kami dan juga karena kami sudah dikaruniai seorang anak.

Dengan jujur dia minta maaf kepada saya, dan berjanji akan mencoba menghilangkan perasaannya kepada mantan pacarnya itu, dia meminta saya untuk bersabar dan mendoakan dia agar bisa melupakan mantannya itu.

Tapi sampai 1 tahun kami menikah dia belum juga bisa melupakannya,bahkan dia sering menceritakan kepada saya kalau dia sering memimpikan dan masih terus terbayang-bayang mantan pacarnya, karena mereka sudah 5 tahun berpacaran dan sudah sangat dekat, sedangkan saya dan suami baru pacaran 2 bulan dan langsung menikah.
Sungguh rasanya saya sudah tidak sanggup bertahan lebih lama, saya sampaikan pada suami saya, dia malah menyarankan saya untuk mencari pria lain karena dia kasihan dan tidak tega melihat saya menderita, sedang dia pun belum tahu sampai kapan bisa lepas dari bayang-bayang mantan pacarnya itu.

Yang mau saya tanyakan sikap apa yang harus saya ambil? Rasanya berat kalau saya harus hidup dengan laki-laki yang mencintai wanita lain, tapi disatu sisi saya tidak tega melihat anak saya yang masih kecil harus menanggung beban perceraian orang tuanya..

Saya mohon saran?

sitoresmi prabaningrum (sita0502@......)

JAWABAN PENGASUH

Ibu yang baik, semoga Allah memberi banyak cinta untuk anak dan suami,

Apa yang ibu sampaikan sangat dilematis, kami sangat mafhum jika ibu meminta cerai tapi bukankah perceraian itu dibenci Allah??, yakinlah setiap masalah yang Allah berikan pasti ada solusi yang terbaik, ini adalah cobaan yang Allah berikan untuk ibu dan suami, cobalah beberapa tip berikut :

  1. Menyamakan visi dan misi dalam membentuk keluarga dengan ibu mau seperti apa?
    saling membuka diri.
  2. Buatlah kesepakatan apa yang suka dan yang tidak suka masing-masing pihak. Saling bercerita tentang kebiasaan, keluarga dan kebutuhan2 lain
    buat program dan kesepakatan bersama : isteri memberikan pelayanan terbaik, dan suami sepakat untuk melupakan.
  3. Syukurilah suami ibu masih memiliki keinginan baik untuk mau melupakan.
  4. Yakinilah bahwa sikap suami ibu ini adalah cobaan bagi ibu agar tetap menjadi isteri yang sholelah
  5. Pastikan bahwa kecintaan ibu pada suami adalah semata-mata karena ibu cinta terhadap Allah SWT dan ingin menjadi isteri yang berprestasi sebagai hamba Allah. Jika kita menggantungkan semuanya pada Allah maka Ibu tidak akan kecewa.
  6. Semuanya harus dikembalikan pada Allah bahwa apa2 yang kita terima dari Allah adalah yang terbaik seperti yang Allah katakan dalam QS 2 : 216

    Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS.2 : 216)
  7. bersama2 mengikuti majelis ta’lim dengan mendatangi ustadz atau ustadz ke rumah.














Tuesday, November 21, 2006

Bingung Menghadapi Isteri

Assalamu'alaikum Wr Wb

salam dan doa senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah Aza Wa Jalla yang telah meberikan Rahmad dan HidayahNya pada kita dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin

selama ini kami baru saja menjalani kehidupan bersama dalam mahligai pernikahan selama 1 tahun terakhir ini. proses pernikahan kami mengilhami dari tuntunan syariat dengan arti kata tanpa melakukan proses pacaran layaknya muda mudi sekarang kami memang sebelumnya pernah kenal dan sebatas tahu saja siapa dia dan saya, dalam sebuah keputusan kami sepakat untuk menikah bulan september 2005 lalu. namun dalam perjalanan awal hingga sekarang bayak sekali pertikaian yang kami alami yang tiada henti dari hari kehari mulai dari sebuah permasalahan sepele, kecemburuan, kurang kepercayaan masing-masing terhadap hp, salah paham pengertian bahasa karena kami dari later belakang beda suku dan kebiasaan anatar jawa dan banjar, sampai masalah yang rumit dan besar sekalipun kami alami tida henti-hentinya. dalam setiap pertengkaran istri saya selalu memulai dengan perkataan kasar terhadap saya lebih-lebih perkataan yang tidak pantas semisal " Bajingan kamu "dan tidak cukup disitu tamparan dan pukulan bertibi-tubi menghantam dan mendata di muka saya, terkadang saya juga terpancing emosi untuk melakukan pertahanan dan perlawanan namun saya sadar tidak lebih dari pada menganiaya.
pertanyaan saya :
1. Bagaimana menanggani sifat istri yang selalu gaya hidup gengsi padahal dia orang yang taat agama.?
2. Bagaimana menanggani sikap istri yang demikian hal diatas.?
3. Bagaimana ketegasan apa yang saya lakukan ?
4. Bagaimana menaggani istri yang selalu menutupi kebohongan dirinya dan pihak keluarganya?
5. Bagaimana menanggani istri yang selalu menyembunyikan uang belanja dengan maksud untuk diberikan pada pihak keluarganya.

mohon kiranya pertanyaan dan masalah sya yang cukup pekat dan rumit ini mendapatkan solusi yang terbaik bagi kita semua


Wassalamu'alaikum Wr Wb

OKI M ALFIANSYAH, SH

JAWABAN PENGASUH

Pak Oki yang dicintai Allah,

Apa yang sudah pak Oki lakukan sudah tepat,

  1. Samakan visi dan misi hidup dalam membentuk keluarga
  2. Saling membuka diri termasuk dalam hal keuangan
  3. Buatlah kesepakatan apa yang suka dan yang tidak suka masing-masing pihak. Saling bercerita tentang kebiasaan, keluarga dan kebutuhan2 lain
  4. Buat program untuk sama-sama ditaati, artinya buatlah program bahwa semua keinginan isteri maupun suami jika itu sesuai dengan kehendak Allah dijadikan rujukan, siapa-siapa yang tidak sesuai program yang disepakati dalam menjalani kehidupan rumah tangga harus berlapang dada untuk diingatkan dan untuk berubah.
  5. Bersama-sama mengikuti majelis ta’lim dengan mendatangi ustadz atau ustadz ke rumah.
  6. Jika isteri telah berlaku ’durhaka’(jika sudah melanggar syariat Allah, dan dipandang sudah keterlaluan) terhadap suami , suami wajib mengingatkannya secara lisan jika tidak berubah boleh dengan memukulnya (bagian yang tidak berbahaya)
  7. Ingatkan kepada isteri kalau suami adalah pimpinan rumah tangga, selama suami benar menurut ajaran Allah maka isteri wajib taat padanya, bersikaplah tegas terhadap isteri jika isteri membangkang.
  8. Jelaskan pada isteri semua hal yang terjadi dalam rumah tangga harus sepengetahuan dan ijin suami.

Semoga isteri Pak Oki diberi taufik dan hidayarNya dan semoga barokah dan bimbingan Allah senantiasa menyertai rumah tangga Pak Oki

Friday, November 10, 2006

Suami chat with his ex

Assalamualaikum wr,wb

Saat ini aku lagi bingung dan sedih.Sejak pertengahan
october,aku baru tahu kalau suamiku contakan lagi
dengan mantannya.Memang wanita itu belum pernah
ditemuinya karena mereka kenal melalui internet.

Aku ingat dulu sebelum menikah aku punya permintaan
sama dia
1) No second wife 2) tidak keep in touch dengan female
friend baik yang online ataupun yg tidak and of course
no contact with ex GF.
And dia menyanggupinya.Tapi sekarang kenyataannya
lain.

sewaktu aku tanya kenapa,dia bilang kalau dia punya
mimpi yang sama selama 6 tahun.dan mimpi itu terjadi
lagi.dimimpinya dia,ada 2 orang wanita.Yang satu
mantanya itu dan yang satunya aku.dan mimpi itu
terjadi dari sebelum aku kenal sama suamiku itu.
Alasan lain karena suamiku mau menaruh investment
ditempat perusahaan mantannya itu bekerja.Dan itu
memang benar.

Tapi yang aku jadi sedih,I found out dari chat
historynya, ada unsur personal.Yang aku lihat
sepertinya suamiku menaruh hati lagi kepadanya.Dan
suamikupun menyimpan foto-2 mantannya itu.Dan
suamikupun mengirimkan uang dengan alasan untuk
hadiah.

Memang,sikap suamiku jadi baik banget sama aku.Dan dia
bilang kalau perasaannya dia tidak berubah.Dan tetap
mencintai saya.Tapi hatiku sakit.sampai pada akhirnya
aku bicara sama mantanya itu.Dari pembicaraan aku sama
mantan suamiku itu,dia bilang aku ga perlu kuatir
karena dia tidak mau pria beristri dan dia against
poligami.
Semenjak aku tlp mantanya itu,semuanya menjadi lebih
terbuka.
Dan aku pikir,suamiku yang ingin tahu apa arti
mimpinya itu.

Setiap kali aku bicara sama suamiku,dia pasti
marah,dengan alasan,di islam tidak dilarang untuk pria
mempunyai wanita lain.Aku sedih dan merasa down.
Mungkin ini balasan atas dosa-dosa ku dahulu.Tapi Aku
pun bersyukur atas kejadian ini,karena membuat aku
ingin lebih belajar islam dan mendekatkan diri kepada
allah.

Sampai sekarang,kadang suamiku chatting sama
mantannya,hampir tiap hari.walaupun aku ada di samping
suamiku.Hatiku pedih apalagi saat ini aku lagi hamil 8
bulan.

Suamiku bilang sama aku,kalau dia masih care sama
mantannya sampai sekarang.kalau aku minta
cerai,suamiku akan mengambil anakku,tapi bila aku
bertahan,hatiku terasa hancur.apalagi bila suamiku
bilang "I love U" aku jadi sedih and juga happy.

Pengasuh yang baik.....
Jalan terbaik apa yang harus saya lakukan.Kadang saya
tidak bisa menutupi kesedihan saya.Tiap saya menangis
dan suami bertanya saya selalu menutupinya dengan
alasan takut akan saat melahirkan.

Apakah chatting dengan yg bukan muhramnya boleh dalam
islam? Apalagi suami bukan hanya bicara bisnis.Tapi
hanya sekedar chit chat?

Saya sadari juga,jika saya banyak mempunyai dosa.dan
semuanya membuat saya semakin tertekan.
Apakah berdosa bila saya menolak untuk melayani suami
saya? karena saya merasa tidak bisa.saya sedih.

Saya mohon sarannya.

Wassalam,
N


JAWABAN PENGASUH

Wassalamualaikum wr, wb

Mba Nuri yang baik,
Kecurigaan mbak itu tidak beralasan, tidak ada bukti kalau suami mbak berkhianat pada mbak, yang harus mbak lakukan sekarang adalah :
1. Bersabar, bertawakal memasrahkan segalanya pada Allah, apalagi sekarang mbak sedang hamil kondisi emosional ibu akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosional janin. Untuk itu lupakan dan hindarilah pikirin-pikiran negatif. Bukankah Mbak sudah tanyakan langsung pada suami dan juga mantannya? dan jawaban mereka tidak ada yang perlu dicurigai kan. Kondisi ibu sedang hamil sangat rentan sekali dengan gangguan emosional, sehingga bisa saja semuanya itu adalah prasangka-prasangka yang datang dari kekhatiran kalau cinta suami akan berpaling, itu hal yang wajar. Secara psikologis tanpa Mbak sadari kegelisahan , kecemasan dan kekuatiran itu muncul. Jadi hadapilah dengan enteng dan santai toh ternyata suami sangat mencintai Mbak. Kelihatannya suami chatting dengan mantannya didepan Mbak mengindikasikan kalau ia suami yang terbuka terhadap isterinya, ia ingin agar setiap yang ia katakan pada mantannya bukan hal yang perlu dirisaukan atau dicurigai.
2. Chatting dengan lain jenis (wanita lain) tidak berdosa selama apa yang dibicarakan tidak mengarah pada hal-hal yang dapat membangkitkan birahi, tapi akan sangat baik sekali jika kita menghindari untuk chatting/ mengobrol hal-hal yang tidak perlu untuk menghindari fitnah.
3. Menolak melayani suami sangat dimurkai Allah, bahkan dalam sebuah hadits dikatakan bahwa seorang isteri yang menolak melayani suaminya maka Allah akan menyuruh para malaikat untuk tidak merahmatinya sampai esok pagi.
4. Santai dan bersikap baiklah pada suami bahkan kami sarankan agar Mbak bersikap jauh lebih baik dari biasanya, agar suami merasakan betapa sang isteri sangat mencintainya.Sikap yang penuh curiga dan menolak untuk melayani suami akan membuat suami lebih merasa nyaman berdekatan dengan wanita lain karena isterinya tidak lagi memberi ia rasa aman dan nyaman.
5. Teruslah mendekatkan diri pada Allah, sesali semua kesalahan diri selama ini dan anggap saja semua masalah kecil ini sebagai bentuk pembersihan diri dari dosa yang telah Mbak lakukan sebelumnya. Allah sudah mendengar do'a Mba maka ia memberikan ujian kecil ini agar Mbak lebih menyadari tidak tergoda bujuk rayu syetan untuk berbuat durhaka pada suami.Bagi muslim musibah yang datang adalah bentuk pembersihan dosa dan sebagai ujian atas keimanan kita agar iman kita lebih meningkat.
Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat, sekali lagi berusahalah untuk melawan perasaan Mbak dengan positif thinking

Pengasuh




Sunday, October 29, 2006

KONFLIK DENGAN SAUDARA IPAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bismillahirahmanirrahim...

Saya ingin bercerita mengenai konflik yang terjadi dalam keluarga saya.

Pertanyaan saya adalah berkisar tentang keimanan seseorang. Saya mempunyai kakak ipar laki2 yang kesehariannya taat beribadah, selalu mengagungkan sifat2 dan perilaku Rasulullah.. singkatnya dia mengaku bahwa dirinya seorang "Ikhwan". Pada awal pernikahannya dengan kakak saya yang juga seorang "Akhwat" tidak bermasalah bahkan keluarga kami sangat berharap kehadirannya dapat meningkatkan kualitas rohani di keluarga kami. Namun seiring berjalannya waktu kejanggalan2 itupun timbul. Sikap dan perilaku kakak ipar saya itu ternyata banyak yang tidak sesuai dengan harapan kami bahkan sangat mengecewakan.

Banyak sekali hal2 yang diluar perkiraan dan harapan, padahal dia selalu membanggakan keSHOLEHANnya. Contohnya adalah sifatnya yang selalu mementingkan diri sendiri ketimbang keluarganya (istri dan 2 anaknya yang masih bayi)..Dia sering lapar mata terutama untuk barang2 yang sifatnya duniawi seperti HP, MP3 dll..Padahal dari segi penghasilan tidaklah mencukupi kebutuhannya sehari2 buktinya untuk mengontrak rumahpun mereka belum mampu. Sering istrinya dibuat menangis karena kurangnya perhatian dan tidak PEKAnya suaminya itu terhadap anak2nya. Dan yang membuat hati saya kesal dia tampak tidak perduli dengan anak2nya dan selalu mengandalkan IBU saya (mertuanya untuk menggendong sampai menceboki anak2nya) sementara tidak ada yang dia lakukan selain menonton TV..

Pantas saja anaknya tidak mau dengan dia pun bila dia pegang lebih banyak menangisnya karena kecuekkannya. Bila dinasihati oleh nenek saya untuk menjaga dan perhatian terhadap keluarganya, jawabannya dengan nada tinggi mengatakan bahwa dia lebih tahu di banding nenek saya itu. Bisa dibayangkan betapa sakit hatinya hati nenek saya. Sayapun bilang orang seperti itu tidak perlu digubris.

Dan suatu kali amarah saya memuncak, karena sudah tidak tahan melihat kelakuannya yang semena2 kepada anak2nya dan terutama ibu saya.. saya tanpa pikir panjang mengeluarkan kata2 kasar dan mengatakan bahwa dia seorang ayah yang tidak becus dan tidak pantas untuk dipanggil ABI oleh anak2nya.

Dan tahukah Anda apa yang ida lakukan? Dia mengacungkan kepalan tangannya didepan wajah saya dan dia menampar saya dengan arogannya mengatakan saya harus hormat kepadanya dan ocehan2 yang seharusnya ditujukna untuk dirinya sendiri. Dan kejadian itu terjadi dibulan RAMADHAN bahkan seminggu sebelum hari raya. Kejadian itu semakin membuat saya semakin bertanya2 siapa yang benar dan siapa yang salah, apakah dibenarkan kata2 dibalas dengan fisik. Apakah orang yang taat beribadah tidak perlu lagi berkelakuan baik?

Cerita2 diatas hanyalah sebagian kecil dari perilaku seorang yang menganggap dirinya SHOLEH dan selalu benar. Masih banyak lagi tindakan2nya yang bagi saya tidak layak bahkan mustahil dilakukan oleh orang Sholeh... Apakah orang sholeh menyukai gambar2 porno? Apakah orang sholeh yang sudah beristri dihalalkan keluar makan malam dengan wanita dengan dalih sudah seperti adik sendiri( kalau begitu anggap saja semua saudara sehingga tidak ada lagi batasan muhrim??).. Apakah orang Sholeh suka memamerkan kebaikan yang ia lakukan? Bagaimana hukumnya membentak dan memerintah orang tua? dan pertanyaan2 lainnya yang ingin sekali tahu jawabannya...

Kini tidak ada lagi rasa kagum saya untuk kakak ipar saya itu yang tersisa adalah rasa prihatin untuk kakak saya karena memiliki suami yang berkedok.. Mungkin ini saja dulu yang dapat saya sampaikan. Saya amat sangat menunggu respon dari Anda karena sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya utarakan..
Demi kekuatan IMAN dan IKHSAN saya mohon bantuannya..


Wassalam

Hamba ALLAH
"hamba Allah" hamba79@...

Jawaban buat hamba Allah,

Wassalamu’Alaikum wr. wb,

Saya turut prihatin dengan kejadian seperti itu dan hal itu sering terjadi, secara kasat mata apa yang kita lihat biasanya diawal itu senantiasa terlihat baik, karena biasanya ornag bisa menjaga image pada saat awal dan berusaha baik untuk dilihat orang, tetapi pada kelanjutannya semakin kita bisa amati maka karakter asli bisa kelihatan. Untuk itu karena telah terjadi hanya bisa bersabar dan berusaha untuk bisa mengubah karakter yang kurang baik menjadi baik dan ini memerlukan waktu yang cukup panjang.

Coba bicara dengan kakak secara pribadi apakah sepakat bahwa suami kakakmu itu memiliki karakter kurang baik? Kalau sama buatlah langkah-langkah yang disepakati untuk mengubah prilaku kakak ipar dengan mulai mengidentifikasi apa yang baiknya dari dia dan apa yang kurang baiknya menurut kalian, atau carilah teman dekatnya (teman se majelis taklim/sahabat suami yang disegani oleh suami) bicarakan dengan teman suami tersebut, mintalah tolong untuk mentausyiahinya dengan pendekatan dari Al Qur-an dan sunnah tentang adab berkeluarga ( yang disebut keluarga sakinah, mawaddah warohmah) yaitu tugas dan kewajiban baik untuk istri maupun untuk suami serta sebagai anak sholeh.

Ajak bicara oleh istrinya tentang sikapnya terhadap Qur-an dan sunnah apakah menjadi rujukan dalam kehidupannya atau tidak ? jika jawabanya ya maka lanjutkan berdialog dengan suami untuk mengetahui pemahaman suami mengenai keluarga sakinah dari hasil dialog cocokan dengan pendekatan Al Qur-an dan Sunnah yang kalian temukan apakah suami kakakmu itu faham dengan pendekanan itu atau tidak? Jika tidak berarti kakak iparmu itu belum tahu tentang keluarga sakinah atau hak dan kewajiban sebagai suami dan ayah yang baik maka kita perlu memberikan bimbingan kepadanya karena kesalahan yang dilakukannya berarti karena ketidaktahuannya. Tetapi caranya jangan dengan cara seperti menggurui tetapi mengajak dia untuk membaca buku dan mendiskusikannya sambil diajak untuk sama-sama melakukan sebagai suami istri yang baik dan sebagai ayah dan ibu yang baik. Atau kalau dia tahu dengan pendekatan Al Quran dan sunnah, berarti dia belum mendapatkan bimbingan dari Allah SWT, maka ajaklah dia membaca Al Qur-an surat 61 ayat 1-4,

  1. Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
  2. Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
  3. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.
  4. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.

    dan ajaklah berdialog bagaimana pemahaman dia mengenai ayat itu, dan bagaimana jika kita termasuk orang yang mengatakan, memahami tetapi tidak mengerjakan? Karena dalam ayat tersebut dikatakan amat besar kebencian Allah kepada yang mengatakan tetapi tidak mengerjakan. Selamat mencoba semoga berhasil tetapi sebelumnya berdo’a dulu untuk diberikan kemudahan kepada Allah agar kakak ipar diberikan hidayah untuk mau berubah kearah yang baik sesuai dengan bimbinganNya dan Sunnah Rasulullah.

    Wassalam,
    Pengasuh