Konsultasi Keluarga Muslim

berbagi suka...duka...luka...kecewa

Monday, January 29, 2007

Tinggal bersama keluarga lain

Yth Pengasuh.
Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kekhadirat Allah Swt semoga senantiasa memberikan kesehatan kepada kita semua. amin...

Selanjut nya saya ingin menceritakan tentang masalah keluarga saya.
sudah satu tahun lima bulan saya berkeluarga, dan tinggal bersama ibu saya yang sudah janda. dan dirumah itupun sudah ada kakak dan adik saya yang sudah berkeluarga pula. hanya satu adik saya yang masih bujangan.

Sekarang saya sudah punya satu anak perempuan yang lahir pada tanggal 27 juli 2006 lalu. namun permasalahan nya baru muncul setelah ibu saya sakit dan saya menangis karena merasa sedih melihat keadaan beliau. namun lain dengan istri saya, ia merasa cemburu karena saya memperhatikan ibu saya yang sangat saya hormati.

Kakak saya adalah seorang penjaga matrial tidak jauh dengan rumah, tiap sore dia pulang untuk mandi dan makan. namun sayang nya pas magrib dia selalu setel radio nya, memang suara nya tidak terlalu keras, tapi cukup mengganggu yang lagi sembahyang dan mengganggu anak bayi saya yang sedang ngantuk. pernah saya tegur, tapi besok nya kumat lagi hingga membuat saya bosan.

Suatu hari saya bertengkar dengan istri saya karena hal tersebut, hingga sangat membuat saya emosi. yang membuat saya lebih marah lagi, istri saya berkata "Siapa yang ayah pilih, bunda atau Ibu ( Orang tua saya )". Itulah yang membuat saya bingung, saya sangat sayang dengan ibu saya melebihi dari istri saya. dan kenapa istri saya tidak bisa menghargai keluarga saya..??
mudah - mudahan pengasuh bia mengerti maksud saya. atas bantuan dan saran nya saya ucapkan terima kasih.

Wassalam.
Atam, Tamun Atam
Jawaban Pengasuh
Wassalamualaikum wr. Wb,

Pak Atam yang budiman,


Apa yang menimpa keluarga Bapak, biasa terjadi dalam berinteraksi di keluarga. Sebenarnya hal ini merupakan masalah yang kecil tetapi akan menjadi masalah besar jika tidak segera diantisipasi dan diselesaikan.
Saran kami :

  1. Coba bicarakan dengan isteri, kalau Pak Atam sangat mencintai isteri dan sampaikan bahwa sebagai anak pak Atam yang berbakti, harus menyayangi orang tua apalagi mereka sudah ujur. Katakan padanya didalam QS. Al Israa : 23 dikatakan
    ”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”
    katakan padanya kecintaan dan perhatian Pak Atam pada sang Ibu tidak akan merngurangi rasa cinta Bapak terhadap isteri (dengan pernyataan demikian isteri Pak Atam insyaAllah akan tenang)
  2. Katakan juga pada isteri Pak Atam, ”apa sang isteri tidak bangga memiliki suami yang berbakti pada orang tua?”, ”apa ia tidak ingin jika tua kelak anak-anak Pak Atam memperlakukan kita (Ibu-Bapaknya) dengan sangat baik ?melebihi perlakuan Pak Atam terhadap ibu?”
  3. Tindakan kakak Pak Atam, tidak bisa disalahkan begitu saja, ia pun merasa berhak untuk melakukan sesuatu yang ia sukai di rumah orang tuanya, hanya memang sikap toleran dengan kepentingan orang lain jauh lebih baik dan seharusnya dimiliki oleh kakak Pak Atam.
  4. Sebaiknya Pak Atam tidak tinggal satu rumah dengan keluarga lain (keluarga kakak atau adik), menyewalah sebuah rumah agar keluarga Pak Atam dengan isteri bisa berdaulah di rumah sendiri, menegakkan aturan yang dibuat sendiri, hal ini sangat penting bagi keberlangsungan pendidikan anak dan keluarga. Jika Pak Atam ingin mengurus Ibu, ajaklah Ibu untuk tinggal bersama-sama keluarga pak Atam, tentunya sebelumnya dibicarakan dengan isteri.
    Jika tidak memungkinkan untuk pindah dan menyewa rumah sendiri, sampai kapanpun kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perilaku kakak/adik Pak Atam akan selalu terjadi, Pak Atam harus bisa menerima dan tak bosan-bosan untuk mengingatkan anggota keluarga lainnya untuk saling bertoleran satu sama lain.

semoga bisa menjadi solusi

Pengasuh

aktifitas Suami

Saya adalah seorang wanita yang telah ditinggal meninggal suami selama 10 tahun
Menginjak tahun ke 8 saya berkenalan dengan seorang pria yang usianya lebih mudah 6 tahun sedangkan usia saya pada waktu berkenalan saat itu 38 tahun dan pada saat itu pria tersebut sedang ada masalah dengan keluarganya karena telah kurang lebih 1 tahun pisah rumah dan diakhir dengan perceraian.

Setelah berhubungan selama kurang lebih 3 tahun akhirnya kami memutuskan untuk menikah walau tanpa sepengetahuan pihak keluarga suami karena masalah sesuatu hal dan tidak ingin membuat shok orang tuanya setelah perceraiannya serta kami masih merahasiakan status kami di tempat kerja kami, oh iya kami berdua dalam satu kantor tetapi beda dinas dan sampai sekarang pihak keluarga suami belum mengetahui. Tapi setelah menikah ada perbedaan yang mungkin saya sendiri bisa memahami tetapi suami saya itu orangnya sangat keras kepala sehingga kalau saya mengeluarkan kata-kata saya dianggap telah melawan atau menjadai istri yang tidak patuh dengan suami. Yang menjadi permasalahan saya pada saat ini adalah :

Setelah kami menikah suami saya meneruskan kuliahnya kembali keperguruan tinggi negeri karena pada saat itu baru menyelesaikan DIII dan ingin mengambil S1 tetapi suami jarang pulang kerumah karena ingin belajar di rumah temanya atau menyelesaikan tugas-tugas kuliah saya memakluminya.

Sering pulang kerumah orang tuanya, saya mengerti karena memang seorang anak itu harus berbakti terhadap orang tuanya tetapi apa salah kalau saya menuntut pertanyaan kenapa sering menginap kerumah orang tuanya sedangkan kalau orang sudah menikah itu tidak harus selalu menginap tetapi cukup kita memperhatikan
Selalu mengungkit masa lalu saya, sedangkan saya ini orang baik-baik tidak pernah menyeleweng dari kodratku sebagai istri

Saya ingin mempertahankan perkawinan ini tapi bagaimana dan apa yang harus saya lakukan ?
Terima kasih
Wassalam
Diah Sabariah DiahS@..........

Jawaban Pengasuh
Assalamualikum wr wb,


Mbak Diah yang baik,


Apa yang Mba Diah alami sangat disesalkan karena sikap untuk tidak ingin pernikahan mba Diah diketahui orang tua/ keluarga juga teman-teman dengan batas waktu yang tidak ditentukan akan membuat Mbak Diah agak sulit untuk mengatasi masalah, saran kami :

  1. Sebaiknya bicaralah dengan suami, tanyakan apakah ia masih mencintai dan menginginkan untuk berrumah tangga, tanyakan juga bagaimana komitmennya dengan pernikahan yang sudah dijalankan, apakah masih tetap untuk bertahan dengan situasi seperti ini ? menyembunyikan pernikahan)?. ( (membiacarkannya pilihlah moment yang tepat, sampaikan dengan hati-hati, dan yakinkan padanya kalau Mba Diah siap mendengarkan apapun yang disampaikan suami)
  2. Kalau suami Mba Diah masih berkomitmen dengan pernikahan, tanyakan padanya sampai kapan pernikahan ini akan dirahasiakan, sebaiknya buatlah program untuk mulai mengarah ke arah sosialisasi dengan keluarga dan teman-teman di kantor/rumah.
  3. Tanyakan juga padanya apa rencana selanjutnya?
    Bicarakan harapan-harapan Mba Diah pada suami tanyakanlah harapan-harapannya terhadap pernikahan dan terhadap Mba Diah sendiri

Semoga dapat menjadi solusi
Pengasuh